Selasa, 11 Juni 2013

Artikel : OBAT RACIK (PUYER) KADALUARSA

Salam sejahtera semoga kita saat ini masih diberi kenikmatan sehat walafiat dari Allah SWT, kali ini saya ingin berbagi pengalaman kepada teman-teman semua atas apa yang telah kami alami dalam keluarga. Adapun yang kami bicarakan melalui artikel ini adalah "Akibat konsumsi obat racik (puyer) kadaluarsa".

Pada 2 bulan yang lalu anak saya mengalami demam tinggi yang pada akhirnya saya bawa ke sebuak klinik dekat rumah, sesampainya disana diperiksa dan alhamdulillah hanyalah kelelahan biasa, setelah pemeriksaan diberilah kami sebuah resep obat yang harus kami tebus dan diantara obat tersebut ada yang berbentuk semacam lipatan kertas keci berukuran 1x3 cm yang disebut obat racik atau puyer.


Obat tersebut tidak tercantum tanggal kadaluarsa seperti obat pada umumnya, kita harus pintar-pintar bertanya agar tidak salah menggunakan. Seperti kejadian dibawah ini adalah akibat saya tidak menanyakan kapan kadaluarsanya obat puyer tersebut dan dari pihak dokter juga tidak menjelaskan mengenai hal tersebut.

Setelah berobat pada cerita diatas anak saya alhamdulillah sudah sembuh dan obat di atas masih tersisa, karena sebelumnya saya tanyakan kepada dokternya, apabila anak saya sudah sembuh bolehkah di stop untuk tidak diminumi obat..? jawab dokter,...Boleh.Dan juga kami tanyakan jika panas kembali apakah  masih boleh diminumkan..? itupun diperbolehkan. Oleh sebab itu menurut kami obat ini cocok buat anak kami dan akhirnya kami simpan.
Pratama Ardianta Putra

Dan setelah 2 bulan berlalu pada hari kamis anak kami badanya demam (panas), kami ambilah obat yang 2 bulan lalu kami simpan dan kami minumkan, setelah kami minumkan selang waktu 2 jam kemudian kami terkejut dengan adanya bentol-bentil merah menyerupai gatal terkena ulat bulu yang menyerang sekitar wajah, mulai dari kening, mata, kuping, bibir dan lainya seputar wajah yang akhirnya membuat permukaan kulit membesar.
 


Akhirnya kami bawalah ke dokter sebelumnya untuk mengobati anak kami, dan kami ceritakan kronologis kejadian pada dokter tersebut. Akhirnya kami dapatilah jawaban bahwa anak kami mengalami keracunan obat yang sudah kadaluarsa. Dokterpun akhirnya menjelaskan mengenai obat puyer yang kami minumkam, bahwa obat tersebut mempunya masa kadaluarsa, yaitu maksimal 2 minggu setelah diracik walaupun tidak dicantumkan tanggal kadaluarsanya.

Setelah kami berobat ke dokter tersebut diberilah obat dan berangsur pulih dengan mulai kempesnya permukaan kulit yang membesar. Namun dibalik itu setelah kulit berangsur pulih, akhirnya timbul merah-merah diseluruh badan yang mengakibatkan suhu badan anak kami naik. Karena tidak turun-turun setelah kami minumkan obat akhirnya kami bawa kerumah sakit terdekat, dan disana disimpulkan harus dirawat karena keracunan obat kadaluarsa.

3 hari lamanya berada dirumah sakit dan setelah diberi obat anti alergi, semua warna merah-merah hilang semua dan kembali seperti semula, namun merah-merah tersebut bisa timbul kembali karena didalam tubuh tidak bisa langsung menghilangkan racun yang ada. sehingga setelah kami keluar dari rumah sakit, kami dibekali obat anti alergi satu botol yang harus diminumkan apabila merah-merah tersebut timbul kembali.


Saat ini alhamdulillah anak kami dalam keadaan baik dan sehat walafiat walaupun seseringkali merah-merah tersebut timbul kembali, insya Allah makin hari akan berangsur pulih dengan melakukan berobat jalan. Terima kasih kepada teman-teman semua yang telah mendoakan demi kesembuhan anak kami. Dengan cerita ini disimpulkan bahwa keracunan obat kadaluarsa harus segera dirawat agar tidak cepat menyebar kedalam jaringan tubuh.

Demikianlah artikal kisah nyata ini saya tulis dan saya sebarkan untuk dapat di jadikan pengalaman dan diambil hikmahnya agar hal buruk kedepanya tidak akan terjadi. Mohon maaf apabila ada salah penulisan atau perkataan. Salam sehat dari kami selaku orang tua dari anak kami.

By: Seno